Bacaan Wirid Sakran, Khasiat Dan Cara Mengamalkannya

 Wirid Sakran - Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit membahas tentang wirid sakran, penyusun wirid sakran dan khasiat dari wirid sakran.

Wirid sakran atau hizib sakran ini merupakan suatu amalan dzikir yang disusun oleh seorang wali Allah terkemuka, yaitu al Imam al Habib Abu Bakar As Sakran bin Syaikh al Ghauts Abdurrahman Assegaf.

Beliau mendapat gelar As Sakran (mabuk) dikarenakan Habib Abu Bakar ini merupakan seorang yang sholeh dan waliyullah yang sangat cinta kepada Allah. Saking cintanya sehingga menyebabkan beliau mabuk cinta kepada Allah.

Beliau diberikan banyak sekali karomah oleh Allah SWT. Dan salah satu peninggalan beliau bagi kita semua adalah wirid sakran ini.

Itulah sedikit asal usul penyusun dan kenapa dinamakan dengan wirid sakran. Lalu bagaimana dengan amalan wirid sakran ini, apakah bisa diamalkan tanpa ada ijazah amalan wirid sakran?

Baca juga : Cara mengamalkan wirid asma qurun dan khasiatnya

Wirid sakran ini merupakan salah satu amalan wirid tingkat tinggi yang dosisnya tinggi dan cukup keras. Sehingga pengamalannya pun jangan berlebihan. Biasanya hanya diamalkan 1 kali saja dalam sehari.

Adapun bagi yang ingin mengamalkan wirid sakran ini tapi belum ada ijazah, sebenarnya boleh-boleh saja, tidak ada masalah, selama niatnya untuk tabarrukan dengan doa ini supaya Allah memberi perlindungan dari kejahatan dan keburukan musuh dan syetan.

Hanya saja lebih bagus dan lebih afdol jika ada seorang guru yang mengijazahkan wirid sakran ini dengan sanad yang bersambung. Supaya lebih aman dan ada pembimbing yang bertanggung jawab.

Karena biasanya yang selalu menjadi masalah adalah orang yang tertarik mengamalkan suatu wirid dengan niat awal yang aneh-aneh.

Umumnya terobsesi oleh khasiat atau fadilah dari wirid sakran ini dengan tujuan ingin berburu khodam amalan.

Penasaran ingin tau khodam dari wirid sakran. Dan akhirnya yang ada malah tertipu dan dipermainkan oleh jin yang mengaku-ngaku khodam dari amalan wirid sakran dengan tujuan untuk menyesatkan manusia. Naudzubillahimindzalik.

Padahal para ulama dan orang-orang sholeh tidak pernah mengajarkan berburu khodam amalan. Mereka murni mengajarkan doa dengan keyakinan penuh meminta pertolongan dan perlindungan pada Allah semata, bukan pada khodam jin.

Khasiat dan cara mengamalkan wirid sakran, khodam wirid sakran

Bacaan wirid sakran lengkap dengan bahasa arab, latin dan artinya

Wirid sakran ini merupakan wirid yang sering diamalkan oleh pengikut toriqoh alawiyyah, para wali Allah seperti Abah Guru Sekumpul dan Habib Umar bin Hafidz.

Selain itu para praktisi ruqyah aswaja KBRA pun menjadikan wirid sakran ini sebagai amalan harian sebagai wasilah meminta pertolongan dan pembentengan diri kepada Allah SWT.

Secara umum khasiat wirid sakran ini adalah sarana perlindungan dari kejahatan baik dari kalangan jin dan manusia, dari serangan sihir, santet dan kedzaliman lainnya.

Adapun bacaan wirid sakran lengkap dengan bahasa arab, latin dan artinya bisa dilihat di bawah ini.

اللَّهُمَّ إِنِّى احْتَطْتُ بِدَرْبِ الله طُوْلُهُ مَاشَاءَ الله قُفْلُهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله بَابُهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ أَحَاطَ بِنَا مِنْ بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ, الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ, مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ,إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ, إِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ, صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ   
( سُوْر  3×)

الله لآإِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ, لاَتَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ, لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي الأَرْضِ, مَنْ ذَاالَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ, يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ, وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَاشَاءْ, وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

بِنَا اسْتَدَارَتْ كَمَا اسْتَدَارَتِ الْمَلاَئِكَةُ بِمَدِيْنَةِ الرَّسُوْلِ بِلاَ خَنْدَقٍ وَلاَ سُوْرٍ مِنْ كُلِّ قَدَرٍ مَقْدُوْرٍ وَحَذَرٍ مَحْذُوْرٍ وَمِنْ جَمِيْعِ السُّرُوْرِ (تَتَرَّسْـنَا بِالله  3×)

مِنْ عَدُوِّى وَعَدُوِّ الله مِنْ سَاقِ عَرْشِ الله إِلَى قَاعِ أَرْضِ الله صُنْعَتُهُ لاَ تَنْقَطِعُ بِأَلْفِ أَلْفِ أَلْفِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ, عَزِيْمَتُهُ لاَ تَنْشَقُّ بِأَلْفِ أَلْفِ أَلْفِ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ,

اللَّهُمَّ إِنْ أَحَدٌ أَرَادَنِى بِسُوْءٍ مِنَ الْجِنِّ وَالإِنْسِ وَالْوُحُوْشِ مِنْ بَشَرٍ أَوْ شَيْطَانٍ أَوْ وَسْوَاسٍ فَارْدُدْهُمْ فِي انْتِكَاسٍ وَقُلُوْبَهُمْ فِي وَسْوَاسٍ وَأَيْدِيَهُمْ فِي إِفْلاَسٍ وَأَوْبِقْهُمْ مِنَ الرِّجْلِ إِلَى الرَّأْسِ لاَ سَهْلَ يَجْدَعُ وَلاَ جَبَلَ يَقْطَعُ بِأَلْفِ أَلْفِ أَلْفِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ, وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ 
وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

“Allahumma inni ahtath-tu bidarbillahi, thuu luhu maasyaa’Allahu, qufluhu laa ilaaha illaLLahu. baabuhu Muhammadurrasuulullahi shallallahu ‘alaihi wa aalihii wasallama, saqfuhu laa hawla walaa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘adziimi, ahaathi binaa min (Alfatihah 1x)

Suurun (3x),

wa ayatu (Ayat Qursi 1x) binaas tadaarat kamastadaa ratilmalaa’ikatu bihadiynatir-rasuuli bilaa khandaqi walaa suuri min-kulli qoda rimaqduuri wahadzari mahdzuuri wa min jamii’its-tsuruur.

Tatarrasnaa billah 3x

Min ‘aduwwinaa wa ‘aduwwillahi min saaqi’ar syillahi ila qoo’i ardhillahi bihi ‘ati alfi alfi alfi la hawla walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil adziim.‘Adziimatuhu laa tansyaqqu bihi ‘ati alfi alfi alfi la hawla walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil adziim.

Allahumma in ahadu araadanii bisuu’I minal jinni wal insi wal wuhuusyii, waghairi him min saa’iril makhluuqaa ti min basyarin awsyaythooni au sulthooni au waswasin faar dud nadharohum fiintikaa si waquluu buhum fi waswaasin wa aydiihum fii iflaasi wa aubiqhum minarrijli ilaarraa’sy. Laa fii sahlin yaqtho’u walaa fii jabalin yathla’u bimii ‘ati alfi alfi alfi la hawla walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil adziim. wa shallallahu ‘ala sayyidina Muhammadin wa’ala alihi wasallam.

Subhaana rabbika rabbil ‘izati ‘ammaa yashifuun. wasalaamun ‘ala mursaliin. walhamdulillahirabbil ‘alamiin. fikulli lahdhotin adada. ‘Adada khalqihi wa ridho nafsihii wa dzinata ‘arsyihii wa midaada kalimatihii.”

Artinya:

“Wahai Allah Aku berlindung dan membentengi diriku dengan pemeliharaan-Mu, yang panjangnya menurut kehendak-Mu (tiada terbatas panjangnya, sepanjang usia, makanan, minuman, ucapan, panca indra, perasaan dan lain-lain pada diriku),

Kuncinya adalah Laa ilaaha illallah dan gerbangnya adalah Muhammad Rasulullah. Atapnya adalah yang menaungi dari panas dan hujan, dan atap dalam doa ini yang dimaksud adalah takdir yang akan turun kepada ku, kupayungi dengan tiada daya dan upaya terkecuali dengan kekuatan Allah”, membentengiku dari….(surat Al Fatihah),

Terjagalah terjagalah terjagalah, demi ayat (ayatulkursiy). Kami memohon perlindungan sebagaimana para malaikat membentengi Madinah sang Nabi SAW, perlindungan yang tak membutuhkan parit dan dinding, dari segala ketentuan yang tak menguntungkan, ancaman yang mengancam, dan dari segala kejahatan,

Kami berlindung kepada Allah, Kami berlindung kepada Allah, Kami berlindung kepada Allah, dari musuh musuh kami dan musuh musuh Allah, perlindungan yang segera turun langsung dari kaki Arsy Allah kepada hamparan Bumi Allah, demi seribu ribu ribu Laa Haula wala quwwata illa billah,

Perbuatan-Nya tak akan terhalangi, demi seribu ribu ribu Laa Haula wala quwwata illa billah, Penjagaan-Nya tak akan bisa ditembus, demi seribu ribu ribu Laa Haula wala quwwata illa billah,

Wahai Allah jika ada seseorang yang menghendaki atasku kejahatan dari golongan jin, manusia dan binatang buas, dan dari segenap makhluk lainnya, dari golongan manusia, setan, penguasa, atau godaan ancaman lainnya. Maka, tolaklah pandangan mereka tertunduk, dan jiwa mereka dalam kerisauan, dan kedua tangan mereka dengan kesialan dan kerugian ketika akan mencelakakanku,

Pendamkanlah mereka dari kaki hingga kepalanya dalam kelemahan dan kegagalan dalam mencelakakanku, di manapun mereka berada apakah di lembah yang sedang mereka lewati, atau di gunung yang sedang mereka daki, demi seribu ribu ribu Laa Haula wala quwwata illa billah.”

Itulah amalan wirid sakran dalam bahasa arab, latin lengkap dengan artinya beserta khasiatnya yang bisa saya share. Semoga Allah memberikan kebaikan dzahir dan batin kepada kita untuk selalu mengingatNya dengan terus berdzikir kepadaNya.

Semoga bermanfaat.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url